Ada beberapa pihak yang menghendaki Pendidikan kesetaraan mempunyai standar kompetensi jebolan yang berbeda dengan Pendidikan formal. Artinya, Pendidikan kesetaraan tak senantiasa mengekor pada standar kompetensi kelulusan Pendidikan formal. Pandangan ini legal-legal saja, tetapi janganlah kemudian disebut sebagai Pendidikan kesetaraan Paket A seimbang SD, Paket B seimbang SMP, dan Paket C seimbang SMA. Tetapi ucap saja Paket A, Paket B dan Paket C, yang tak mempunyai kesetaraan dengan Pendidikan formal. Implikasinya ijazahnya akan tak mempunyai elegibilitas dengan ijazah Pendidikan formal.

Meskipun semenjak permulaan program Pendidikan kesetaraan di Indonesia dirancang untuk memenuhi keperluan kualifikasi Pendidikan dasar dan menengah bagi warga masyarakat yang sebab suatu hal belum mempunyai ijazah Pendidikan dasar dan menengah dari Pendidikan formal.

Metode Pendidikan Kesetaraan di Indonesia

Jauh sebelum Pendidikan kesetaraan dimasukkan dalam metode Pendidikan nasional Indonesia, sebagaimana dikendalikan dalam UU Metode Pendidikan Nasional, UNESCO semenjak tahu 1987 telah mencetus adanya program kesetaraan sebagai wujud Pendidikan opsi bagi warga masyarakat yang memerlukan. Menariknya, dalam dokumen UNESCO senantiasa menyebut equivalency programmes atau program kesetaraan sebagai Pendidikan opsi, bukan sebagai substitusi. Berbeda dengan ketetapan pasal 26 ayat 1 dalam UU Metode Pendidikan Nasional kita.

Baca Juga : Beragam Jurusan Yang Akan Banyak Di Butuhkan Di Masa Depan

Dalam buku tutorial volume III Asia-Pacific Programme of Education for All (APPEAL) Training Materials for Continuing Education Personnel (ATLP – CE, 1993) UNESCO mendefinisikan program kesetaraan sebagai program Pendidikan opsi yang seimbang dengan Pendidikan formal. Secara teoritis seluruh tahapan Pendidikan bisa dijalankan program kesetaraan, merupakan pada tahapan Pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Sekiranya masyarakat banyak yang belum menempuh Pendidikan dasar universal, karenanya program kesetaraan diselenggarakan di tahapan Pendidikan dasar. Pula pada tahapan Pendidikan menengah bisa diselenggarakan program kesetaraan. Pun wujud universitas terbuka malahan yaitu program kesetaraan pada tahapan Pendidikan tinggi.

Artinya, bila kita berharap mempertahakan program kesetaraan karenanya tak dapat melepaskan diri dari tahapan Pendidikan formal sebagai orientasi yang disetarakan. Dalam berbagai regulasi perundangan di Indonesia program kesetaraan disebut dengan Pendidikan kesetaraan. Program kesetaraan yakni satu variasi Pendidikan berkelanjutan sebab mereka memberi peluang terhadap orang dewasa yang sudah menuntaskan Pendidikan dasar atau seimbang untuk melanjutkan Pendidikan terprogram seperti program variasi sekolah menengah pun bila mereka gagal masuk ke Pendidikan menengah pertama atau bila Mereka sudah keluar dari Pendidikan menengah.

Pengakuan Pendidikan Kesetaraan Memberi Peluang untuk Belajar

Sebagian wujud program kesetaraan mempersiapkan peserta ajar untuk ujian metode sekolah menengah pertama. Yang lain memberikan penghargaan independen yang diakui oleh masyarakat sebagai seimbang dengan penghargaan metode formal. Bagaimanapun wujudnya, bagaimanapun, purpose yakni memberi peluang untuk terus belajar dan mungkin untuk masuk kembali ke metode formal pada tingkat yang lebih tinggi. Usia bukanlah penghambat.

Program kesetaraan, oleh sebab itu, yaitu bagian penting dalam melanjutkan Pendidikan, lebih-lebih di Negara-negara member yang masih berupaya menempuh sekolah menengah universal dan di mana metode formal berada dalam tekanan untuk mengakomodasi pelajar umur sekolah sehingga tak sanggup untuk melayani orang lain.

Dalam info kesetaraan program khusus yang sepatutnya ditangani sepatutnya meliputi efektivitas dan efisiensi relatif program diperbandingkan dengan program yang menjadi opsinya. Pada terutamanya, perhatian sepatutnya diberi untuk memeriksa apakah mekanisme pengiriman dan metodologi pendidikan cocok dan menawarkan opsi yang sebetulnya, bukan sekedar cermin program yang membuatnya seimbang.

Klasifikasi Peserta Program Pendidikan Kesetaraan

Dalam klasifikasi ini, peserta ajar program Pendidikan nonformal memakai kurikulum Pendidikan formal untuk belajar dan meniru ujian sekolah yang ditentukan oleh metode sekolah formal bersama dengan peserta ajar dari Pendidikan formal pada akhir masa atau tahun.

Dalam klasifikasi ini, Pendidikan menengah nonformal mungkin atau mungkin tak memakai kurun waktu Pendidikan menengah pertama tapi juga bisa meniru ujian yang diberi oleh Sentra Pemeriksaan Pendidikan Nasional yang independen. Tiap orang yang lulus ujian menerima akta cocok kriteria yang diatur. Akta semacam itu akan diberi terhadap calon-calon dari metode formal atau Pendidikan nonformal.

Dalam klasifikasi ini, peserta ajar meniru kurikulum Pendidikan nonformal, tetapi pada akhir masa atau tahun mereka meniru ujian metode Pendidikan formal. Di bawah regulasi ini, kurikulum Pendidikan nonformal dan Pendidikan formal patut tak terlalu berbeda, sebaliknya kandidat non-formal tak mungkin sukses.

Dalam klasifikasi ini, Departemen Pendidikan Nonformal mengoptimalkan kurikulumnya sendiri dan memberikan sebuah ujian atau ujian yang dimaksimalkan oleh Departemen Pendidikan Nonformal itu sendiri. Tetapi, akta hal yang demikian sepatutnya seimbang dengan Pendidikan formal pada tingkat tertentu. Ini menyiratkan bahwa mereka sepatutnya senantiasa diakui oleh masyarakat luas.

Evaluasi Pendidikan Kesetaraan Terhadap Pembelajar Individu

Evaluasi juga sepatutnya memberikan tutorial yang cocok terhadap pembelajar individual untuk menolong peningkatan pembelajarannya. Dalam program kesetaraan evaluasi variasi ini juga sepatutnya memperlihatkan status relatif di masing-masing opsi. Dalam opsi Pendidikan lanjutan nonformal, hal itu juga sepatutnya berkonsentrasi pada hasil yang luas seperti keterampilan kejuruan awam, pengetahuan dan skor masyarakat, dan kapasitas untuk berpartisipasi dalam urusan masyarakat.

Pada tahun 1987 UNESCO meluncurkan Asia-Pacific Program Pendidikan untuk Seluruh (APPEAL) dengan tujuan untuk mempromosikan keterampilan membaca dan belajar dasar via tiga program, merupakan (1) pemberantasan buta huruf, (2) universalisasi Pendidikan dasar dan (3) Pendidikan berkelanjutan untuk pembangunan. Konsep ackack.net hal yang demikian diperkuat dan diperluas oleh Deklarasi Dunia seputar Pendidikan untuk Seluruh yang diadopsi oleh Konferensi Jomtien (Bangkok) yang diadakan pada tahun 1990. Kesudahannya pada pertemuan kedua Koordinasi Regional APPEAL (Bangkok, 1990) mencanangkan program kesetaraan sebagai komponen dari enam klasifikasi programnya.