Mengapa Sistem Pendidikan Finlandia Menjadi Salah Satu yang Terbaik di Dunia? – Selain dikenal sebagai negara paling bahagia, Finlandia juga dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Berdasarkan Education Rankings by Country 2021 yang dikeluarkan oleh World Population Review, Finlandia menempati posisi ketiga negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Sementara di posisi pertama dan kedua ditempati oleh Cina dan Hongkong.

Finlandia tidak menempati posisi pertama dalam indeks bergengsi tiga tahunan PISA, tetapi dalam laporan terbaru 2018 Finlandia menjadi satu-satunya negara di mana siswa memiliki kemampuan membaca yang tinggi serta kepuasan hidup yang tinggi. PISA sendiri merupakan penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga tahun sekali untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).

Hal ini sangat dipengaruhi oleh fakta bahwa siswa Finlandia memiliki kehidupan sekolah dan waktu luang yang seimbang sehingga memungkinkan mereka untuk lebih terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Budaya keseimbangan ini kemudian berlanjut di kehidupan kerja yang menjunjung tinggi work-life balance.

Pada tahun 2020, tiga negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia, Denmark, dan Korea Selatan. Hal ini diukur berdasarkan tingkat perkembangan termasuk pendaftaran sekolah anak usia dini, nilai tes dalam matematika, membaca, dan sains di tingkat dasar dan menengah. Selain itu juga tingkat kelulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi serta tingkat literasi bagi orang dewasa.
Bagi sebagian orang, sistem pendidikan Finlandia adalah impian. Di antaranya yaitu sistem pembelajaran sekolah dasar melalui permainan, waktu belajar yang pendek, tidak ada tes standarisasi, dan perguruan tinggi bebas biaya bagi siswa yang berasal dari negara-negara Uni Eropa, Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), dan Swiss. Selain itu, mayoritas pengajar di Finlandia juga memiliki gelar master. Bahkan, guru sekolah dasar diwajibkan untuk memiliki gelar tersebut. Maka tidak mengherankan jika Finlandia sering kali disebut sebagai role model pendidikan di dunia.

Adapun beberapa faktor penting yang berkontribusi pada keberhasilan sistem pendidikan Finlandia di antaranya;

  • 1. Kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk mendapatkan akses pendidikan gratis, inklusif, dan komprehensif;
  • 2. Pembelajaran melalui permainan bagi anak-anak sebelum masuk pendidikan dasar sehingga dapat mengeksplorasi kreativitas alami mereka.
  • 3. Pembelajaran yang dipersonalisasi dengan memberdayakan kemampuan tiap siswa. Siswa memiliki peran aktif dalam apa dan bagaimana mereka belajar untuk membuka potensi mereka sendiri;
  • 4. Tidak ada ujian standarisasi. Pembelajaran siswa dinilai melalui berbagai metode kualitatif yang berfokus pada pengembangan keseluruhan siswa dan pembelajaran soft skill daripada keterampilan menghafal dan skor kuantitatif.
  • 5. Waktu belajar di sekolah yang singkat (5 jam) dan minim pekerjaan rumah (PR) yang diberikan. Dengan demikian anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk bermain dan melakukan hobi sehingga dapat mengembangkan soft skill di luar kelas;
  • 6. Didukung dengan teknologi yang mumpuni. Sebagian besar kurikulum nasional Finlandia adalah pembelajaran fenomenal dan mengembangkan pengalaman belajar yang unik melalui pengajaran dan teknologi inovatif, dan
  • 7. Sistem pendidikan yang mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) di mana tidak peduli berapapun usia seseorang, mereka selalu dapat melanjutkan pendidikan sesuai sistem yang fleksibel.

Lalu bagaimana sistem pendidikan di Finlandia bekerja?

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan bagi anak usia dini di Finlandia dirancang dengan konsep belajar melalui bermain. Pendidikan usia dini (pra sekolah dasar) dimulai saat anak menginjak umur 6 tahun. Namun jika ingin memulai pendidikan anak lebih awal, pemerintah Finlandia juga menawarkan program pendidikan dan perawatan anak usia dini atau Early Childhood Education and Care (ECEC).
Berdasarkan Finnish National Agency for Education, atau Badan Pendidikan Nasional Finlandia, program ECEC mengadopsi model “belajar dengan bermain” dengan tujuan mempromosikan balance growth atau pertumbuhan yang seimbang. Meskipun kebijakannya diatur oleh pemerintah pusat, namun institusi pendidikan setempat diberikan otonomi luas yang memungkinkan mereka mengatur anggaran, ukuran kelas, dan tujuan pendidikan.
Program pendidikan usia dini ini akan dikenakan biaya, tetapi juga mendapatkan subsidi yang besar dari pemerintah. Para orang tua dibebani hanya 14 persen dari total tagihan, namun total biaya yang dibebankan pada setiap rumah tangga didasarkan pada pendapatan dan jumlah anak. Walaupun dikenakan biaya pribadi, program ini cukup populer karena tingkat pendaftaran untuk anak-anak usia 3 hingga 5 tahun di Finlandia mencapai hampir 80 persen.

Pendidikan Dasar

Saat anak sudah memasuki usia 7 tahun, sudah waktunya untuk mengenyam pendidikan dasar. Finlandia tidak memisahkan pendidikan dasar ke sekolah dasar dan menengah. Sebaliknya, pemerintah Finlandia menawarkan pendidikan struktur tunggal selama 9 tahun dengan 190 hari per tahunnya. Sama seperti ECEC, pemerintah juga memberikan kewenangan bagi institusi pendidikan untuk melakukan revisi dan mengubah kurikulum sesuai kebutuhan siswa mereka.
Selain untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan, tujuan dari pendidikan dasar ini adalah untuk mendukung pertumbuhan murid dan membentuk sifat kemanusiaan dan kemasyarakatan yang bertanggung jawab secara etis.
Menariknya, sebagian besar guru pendidikan dasar diwajibkan untuk memiliki gelar master. Berdasarkan laporan World Economic Forum, 80 persen guru pendidikan dasar juga berpartisipasi dalam pengembangan profesional berkelanjutan. Pengembangan berkelanjutan ini dimaksudkan untuk memastikan para pendidik Finlandia mendalami ilmu pengajaran. Badan Pendidikan Nasional Finlandia mempromosikan evaluasi diri serta peningkatan untuk sekolah dan para guru. Finlandia tidak menerapkan adanya tes standar nasional untuk menentukan kelulusan para siswa. Tetapi, mereka menerapkan evaluasi nasional terhadap hasil pembelajaran.

Pendidikan Menengah Atas

Setelah menghabiskan waktu di pendidikan dasar, anak akan melanjutkan ke pendidikan menengah atas. Program ini tidak wajib bagi anak-anak Finlandia. Walaupun begitu, World Economic Forum mencatat bahwa 90 persen siswa mengambil pendidikan menengah atas setelah mereka lulus dari pendidikan dasar.
Sekolah menengah atas di Finlandia dibagi menjadi dua jalur utama, yaitu umum dan kejuruan. Kedua jalur ini memakan waktu sekitar tiga tahun. Pendidikan umum berbentuk kursus, namun siswa memiliki banyak kebebasan untuk menentukan jadwal belajar mereka. Di tahun terakhirnya, para siswa akan mengikuti ujian matrikulasi nasional, satu-satunya ujian standar Finlandia. Nantinya, nilai mereka akan digunakan sebagai bagian dari aplikasi perguruan tinggi.
Sementara pendidikan kejuruan lebih fokus pada pekerjaan dan menggabungkan magang serta pembelajaran sekolah. Pendidikan kejuruan diakhiri dengan kualifikasi berbasis kompetensi setelah siswa menyelesaikan rencana studi individu.

Perguruan Tinggi

Seperti pendidikan dasar dan menengah atas, perguruan tinggi di Finlandia bersifat gratis. Akses yang sama bagi seluruh masyarakat sudah menjadi salah satu hak konstitusional di Finlandia. Siswa hanya diharuskan untuk membayar buku, transportasi, dan perlengkapan sekolah yang mereka butuhkan lainnya. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan keuangan bagi para siswa.

Sistem perguruan tinggi Finlandia dibagi menjadi dua jenis, yaitu universitas dan universitas ilmu terapan. Universitas berfokus pada penelitian ilmiah, sedangkan universitas ilmu terapan menekankan pada aplikasi praktis. Siswa biasanya mendapatkan gelar sarjana dalam waktu empat tahun. Sementara untuk mendapatkan gelar master memakan waktu selama lima sampai enam tahun. Siswa yang memilih jalur kejuruan di pendidikan menengah atas dapat melanjutkan ke perguruan tinggi ilmu terapan. Finlandia sangat mendukung pendidikan guna mempromosikan kesetaraan sosial dan angkatan kerja yang kompeten.